SamidCorner (Tegal) – Pembaca yang budiman. Wah saya masih
dalam keadaan begadang (sekarang tepat pukul 01.30 WIB alias setengah dua dini
hari), saya ingin menulis sebuah artikel tentang Object Oriented Programming.
Saya disini bukan menulis tentang tutorial mengenai OOP (singkatan dari Object
Oriented Programming) tetapi akan menulis mengenai (apa ya?) eksistensi OOP
pada kehidupan programmer.
Ya, baru saja saya keliling dunia lewat dunia maya.
Kebetulan saya menemukan beberapa tulisan menarik mengenai pembahasan
framework. Dan ujung-ujungnya sepertinya saya harus melompat (quantum-changing
kalo kata ustad yusuf mansur) ke sebuah framework yang lebih mendukung OOP.
Sebagai catatan saja sebelumnya saya familiar dengan sebuah Framework yaitu Codeigniter.
Karena Framework ini sangat mudah dipelajari serta banyak sekali para
kontributor diseluruh dunia yang mendukung keberlangsungan Framework ini. Dan sekali
lagi saya tidak akan berbicara mengenai Framework.
Nah, sebuah framework (ditulis menggunakan PHP) sejatinya
adalah sekumpulan bahasa program yang dikelompokkan kedalam sebuah kelas-kelas
(class) yang fungsi utamanya adalah memudahkan para programmer dalam membuat
sebuah routine-program.
Kenapa dimudahkan oleh class-class tersebut, ya karena
jelas fungsi-fungsi tersebut dapat kita gunakan berulang-ulang tanpa harus
membuat sebuah routine baru dan tentunya menghemat waktu pengerjaan sebuah
routine-program.
OOP harus menjadi budaya
Lalu apa hubungannya dengan OOP? Jelas sekali berhubungan.
Framework menyediakan ruang bagi para programmer untuk selalu ideal dalam
menggunakan konsep OOP setiap kali mereka menulis kode. Konsep ya, bukan cara.
Dia(OOP) adalah sebuah mainframe, konsep, bentuk, desain penulisan kode yang
menekankan pada pembuatan objek-objek, sehingga memudahkan seorang programmer
dalam melakukan “maintenance” terhadap routine-program tersebut.
Konsep OOP, tidak hanya dimiliki PHP. Jauh sebelum PHP lahir
sudah ada terlebih dahulu beberapa bahasa program yang berbasis object. Nah,
keuntungan menggunakan OOP yang paling utama adalah waktu yang diperlukan dalam
pembuatan sebuah aplikasi jauh lebih singkat. Serta kemudahan dalam melakukan
pengembangan terhadap aplikasi yang kita buat jauh lebih terkontrol.
Bayangkan ribuan
baris kode kita buat, kemudian kita asal saja menulis kode. Apa yang terjadi?
(yang sama alami ketika menulis ke bentuk native PHP atau secara prosedural)
kegagalan dalam pengembangan akan menjadi bencana yang sangat besar bagi para
programmer.
Padahal, klien kita menuntut sebuah aplikasi yang mudah
sekaligus tangguh. Serta dapat dengan mudah
menyesuaikan dengan perkembanga klien kita. Ya, yang namanya dunia selalu saja berkembang.
Oleh karena itu, konsep OOP saya rasa harus menjadi budaya.
Bukan hanya sekedar
konsep yang menjadi wacana, tetapi benar-benar budaya yang harus ditularkan
kepada semua programmer-programmer baik level junior sampe level senior.
Karena dengan meiliki pemahaman tentang konsep OOP, kita
bisa dengan mudah menggarap aplikasi
dengan bahasa apapun. Karena sekali saya tegaskan bahwa OOP itu adalah mainframe,
konsep, bentuk, desain dalam penulisan kode program. Dengan paham OOP, seorang
programmer tidak akan “gelagapan” ketika harus berpindah ke dalam bahasa yang
lain.
Intinya kan begini, misalkan kata “I love u” kita katakan dengan bahasa
Indonesia, berarti menjadi “Aku cinta kamu”. Tentunya kalo sudah paham “I love
u” itu apa pasti ketika kita mengatakan dalam bahasa jawa gak perlu gelagapan “Aku
tresno kowe”.
Singkat padat dan jelas itulah yang menjadi tujuan utama
dari konsep OOP. Budaya OOP di kalangan programmer harus menjadi kesadaran
bersama. OOP harus dibudayakan sejak para programmer menimba ilmu di bangku
kuliah. Dosen atau pengajar harus ekstra ketat mengawal idealisme OOP para
mahasiswnya. Sehingga konsep OOP menjadi pola pikir yang tertanam begitu dalam
bagi tiap – tiap programmer yang terjun pada kehidupan nyata.
Dan akhirnya saya berpesan kepada para mahasiswa dan para
programmer yang masih menggunakan konsep
penulisan kode “prosedural” cobalah untuk berpindah “move on” menggunakan
konsep OOP. Demi kelangsungan program aplikasi yang anda buat.