Pitung Jagoan |
SamidCorner (Tegal) – Pembaca
yang budiman. Sewaktu melintas di jalan Tegal-Slawi tanpa disengaja saya
melihat sebuah tulisan yang ada dibelakang kendaraan seperti ini “Merindukan
Pemimpin yang Jujur”. Tanpa perlu saya jelaskan tentu, anda pasti tahu maksud
dari tulisan tersebut. Bagaimana kondisi para “Pemimpin” bangsa ini, banyak
sekali kasus yang menjerat dan banyak sekali tipu daya yang memikat yang menjadikan bangsa ini semakin sekarat. Ya
itulah realita bangsa yang menjadi uneg-uneg bagi (mungkin) sang sopir truk
tersebut sebagai "kegalauan" atas bobroknya bangsa ini.
Dari tulisan tersebut saya
kemudian terinspirasi ingin membuat tulisan mengenai seorang pemimpin. Ya,
pemimpin diartikan sebagai seseorang yang memimpin atau mengarahkan seseorang
untuk menuju sebuah tujuan yang diinginkan. Ada pemimpin di regu pramuka , ada
pemimpin saat upacara, ada pemimpin regu piket dan lain sebagainya. Namun,
sepertinya di Indonesia (ya negara kita) pemimpin mempunyai arti sebagai seorang
penguasa. Dimana pemimpin berhak atas apa yang dipimpinnya, berhak disini
adalah saya artikan sebagai kesewang – wenangan alias “karepe dewek”.
Kemudian kata Jagoan juga
mempunyai konotasi yang buruk, jagoan diartikan dia “sok jago” dan lebih
disandingkan dengan perilaku preman. Jagoan berarti dia bisa main hakim sendiri
mengatasi permasalahan atau mungkin asal “gebug” ketika ada orang yang
menantang. Tapi saya ingin sekali punya pemimpin jagoan. Menurut saya dengan
menjadi seorang jagoan, pemimpin akan lebih “sakti” dalam memimpin.
Hmm, kenapa ya saya merindukan
sosok pemimpin jagoan?. Oke jadi begini ya, seorang jagoan tentu mempunyai
sikap mental yang berani. Dia tidak pandang bulu dalam melakukan aksinya, yang
penting “tujuan” yang diinginkan tercapai. Sikap mental seperti inilah yang
saya rindukan. Pemimpin jagoan yang “ekstrem” menerapkan kebijakan tanpa
pandang bulu. Pemipin jagoan yang mau tampil ke depan memberikan pelayanan
terhadap masyarakatnya. Pemimpin jagoan yang “menghabisi” golongan mereka –
mereka yang “berpesta” di tengah derita masyarakat.
Pemimpin seperti inilah yang
sekarang dibutuhkan oleh Indonesia. Yang berani mengambil keputusan meskipun
keputusan tersebut tidak populer. Sikap mental berani bisa diterapkan dalam
perilaku membela kebenaran dan keadilan, menegakkan hukum seadil-adilnya dan
tidak takut akan ancaman dari pihak-pihak yang merugikan negara.
0 comments: